Sebanyak
25 orang dari Paduan Suara Remaja GKJ Mojosongo tampil apik saat
membawakan lagu yang pernah dipopulerkan almarhum Chrisye, Lilin-lilin
Kecil. Suara indah yang berpadu dengan alunan musik organ memancarkan
suasana damai. Seketika salah satu dari mereka pun membacakan puisi
dengan masih diiringi musik. Pembacaan yang lembut namun lantang ini pun
membuat suasana ruang semakin tergetar akan arti persatuan.
Usai Paduan suara GKJ Mojosongo, Paduan Suara dari Universitas Setia
Budi (USB) pun tampil di panggung. Mereka tampil membawakan lagu kembali
membakar jiwa persatuan dengan dua lagu berjudul Pemuda dan Tanah Air.
Selanjutnya dua remaja mengenakan pakaian adat Bali dengan mangkok
berisi bunga kamboja di tangannya, menari dengan lincah. Tatapan mata
yang tajam melirik ke seluruh sudut ruang tetap dengan senyum dan
keceriaan. Kedua gadis dari perwakilan Hindu tersebut sedang menarikan
tari Panyembarama dari Bali. Tarian yang melukiskan keceriaan dan
keramahan ini biasa ditarikan untuk ucapan selamat datang maupun untuk
upacara adat agama Hindu.
Paduan suara GKJ Mojosongo, paduan suara USB, dan perwakilan agama Hindu
ini merupakan tiga di antara puluhan penampil pada acara Pentas Seni
Sumpah Pemuda bertajuk Membangkitkan Budaya Damai dalam Kehidupan
Berbangsa dan Bernegara, Selasa (30/10) di Vihara Dharma Sundara,
Pucangsawit. Pentas yang diadakan oleh Pelayanan Mahasiswa dan Budaya
Surakarta ini memang berasa meriah dan damai. Pasalnya, acara yang
dilaksanakan untuk memperingati hari Sumpah Pemuda ke 84 ini dihadiri
oleh berbagai agama.
Acara ini semakin menunjukkan bahwa perbedaan adalah hal indah dan bukan
sumber pemecah. “Kami berharap dengan acara yang ini, bisa tumbuh rasa
cinta Tanah Air dan negara,” kata Ketua Panitia, Ratna Prajati. Rahayu Astrini
Sumber : http://joglosemar.co/2012/10/seni-mempersatukan-perbedaan/
Tiada ulasan:
Catat Ulasan