Selasa, 8 Januari 2013

Seni Mempersatukan Perbedaan

Sebanyak 25 orang dari Paduan Suara Remaja GKJ Mojosongo tampil apik saat membawakan lagu yang pernah dipopulerkan almarhum Chrisye, Lilin-lilin Kecil. Suara indah yang berpadu dengan alunan musik organ memancarkan suasana damai. Seketika salah satu dari mereka pun membacakan puisi dengan masih diiringi musik. Pembacaan yang lembut namun lantang ini pun membuat suasana  ruang semakin tergetar akan arti persatuan.
Usai Paduan suara GKJ Mojosongo, Paduan Suara dari Universitas Setia Budi (USB) pun tampil di panggung. Mereka tampil membawakan lagu kembali membakar jiwa persatuan dengan dua lagu berjudul Pemuda dan Tanah Air.
Selanjutnya dua remaja mengenakan pakaian adat Bali dengan mangkok berisi bunga kamboja di tangannya, menari dengan lincah. Tatapan mata yang tajam melirik ke seluruh sudut ruang tetap dengan senyum dan keceriaan. Kedua gadis dari perwakilan Hindu tersebut sedang menarikan tari Panyembarama dari Bali. Tarian yang melukiskan keceriaan dan keramahan ini biasa ditarikan untuk ucapan selamat datang maupun untuk upacara adat agama Hindu.
Paduan suara GKJ Mojosongo, paduan suara USB, dan perwakilan agama Hindu ini  merupakan tiga di antara puluhan penampil pada acara Pentas Seni Sumpah Pemuda bertajuk Membangkitkan Budaya Damai dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, Selasa (30/10) di Vihara Dharma Sundara, Pucangsawit. Pentas yang diadakan oleh Pelayanan Mahasiswa dan Budaya Surakarta ini memang berasa meriah dan damai. Pasalnya, acara yang dilaksanakan untuk memperingati hari Sumpah Pemuda ke 84 ini dihadiri oleh berbagai agama.
Acara ini semakin menunjukkan bahwa perbedaan adalah hal indah dan bukan sumber pemecah. “Kami berharap dengan acara yang ini, bisa tumbuh rasa cinta Tanah Air dan negara,” kata Ketua Panitia, Ratna Prajati. Rahayu Astrini

Sumber : http://joglosemar.co/2012/10/seni-mempersatukan-perbedaan/

Tiada ulasan:

Catat Ulasan