Selasa, 8 Januari 2013

Seni Menjadi Penyatu Bangsa



Selaku Pembina Paguyuban Pacitan memberikan sambutan atas terselenggaranya kegiatan seni ini
Selaku Pembina Paguyuban Pacitan memberikan sambutan atas terselenggaranya kegiatan seni ini
Syukur Alhamdulillah, pemerintah menjelang Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 2011,  mengembalikan penanganan dan pembangunan kebudayaan bangsa ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Keputusan itu merupakan suatu keputusan yang sangat dinantikan dengan harapan bahwa kebudayaan bangsa dapat menjadi perekat persatuan dan kesatuan yang merangsang pembangunan yang gegap gempita. Perekat bangsa yang mempersatukan bangsa yang bhineka dalam kesatuan yang bermutu dan dinamik yang maju pesat membangun keluarga-keluarga yang bermutu dan sejahtera.
Salah satu contoh yang menarik terjadi minggu lalu di Jakarta. Pemerintah dan masyarakat Pacitan, dalam rangka ulang tahun Provinsi Jawa Timur ke 66, diundang mengisi acara di Anjungan Jawa Timur, Taman Mini Indonesia Indah dengan penyajian tarian dan nyanyian yang mencerminkan keindahan budaya bangsa. Dengan mengirim sebuah “sms”, Bupati Pacitan, Drs. Indartato, MM yang simpatik,  seakan membunyikan kentongan, sehingga sms itu beredar ke seluruh warga Pacitan di wilayah Jabodetabek, bahkan sampai ke wilayah Karawang dengan akibat acara yang digelar di anjungan Jawa Timur bludag penuh sesak dengan warga yang ceria.

Dari dandanannya tidak lagi kelihatan seperti warga Pacitan yang biasa dikenal sebagai orang desa. Mereka sudah menjadi orang kota yang penuh kebanggaaan karena daerahnya selalu menghasilkan putra-putra bangsa yang bisa menjadi andalan bangsa dengan jabatan sebagai Dirjen atau pejabat eselon I di pemerintahan, Kepala Bulog, Menteri sampai Menko, Wakil Ketua DPA, bahkan sekarang ada yang menjadi Presiden RI. Mereka tidak lagi malu mengaku orang Pacitan biarpun mereka dikenal sebagai konsumen nasi tiwul yang sering dikonotasikan sebagai pertanda penduduk miskin. Yang hadir dalam gelar seni minggu lalu tidak lagi membawakan kesan seperti itu, mereka sangat bahagia dan memberikan penghargaan yang sangat tinggi terhadap gelar seni yang dibawakan seniman dalam aneka acara yang sangat menakjubkan.

Para pejuang Pacitan yang ada di Jabodetabek merasa sangat bangga karena seniman dan seniwati yang datang dan menyajikan berbagai nyanyian, tarian dan lawakan di anjungan Jawa Timur itu menunjukkan sajian yang sangat membanggakan. Yang gadis kelihatan cantik dan tidak lagi ndesani, atau nampak seperti orang desa yang sederhana dan kumuh, bahkan layak ikut bertanding dalam acara laga nasional puteri Indonesia maupun laga internasionalnya. Yang pria potongannya sudah sangat trendy biarpun dipasangi dengan baju tradisional Pacitan Jawa Timuran. Bicaranya ceplas ceplos biarpun dalam bahasa Jawa yang mudah dimengerti. Terlihat percaya dirinya tinggi sehingga sapaannya mengena dan sanggup menahan para penonton yang sering tergoda ingin makan makanan khas yang tersaji di sekitar anjungan Jawa Timur yang selalu menggoda.

Dari contoh kecil untuk satu kabupaten, kita melihat bahwa kerinduan akan seni dan budaya telah berhasil mengumpulkan dan membuat ratusan keluarga dan ribuan penduduk berbagi senyum dan kebahagiaan. Lebih dari itu anak bangsa, dengan sentuhan seni dan budaya sanggup berbagi kebanggaan dan kekaguman akan kekayaan dan kejayaan nenek moyangnya. Bangsa Indonesia sesungguhnya adalah bangsa yang berbudaya dan akan menjadi sangat dinamik kalau dipadu dalam persatuan dan kesatuan yang penuh kedamaian dalam satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa yang cinta keindahan dan perdamaian.  (Prof. Dr. Haryono Suyono, Mantan Menko Kesra dan Taskin, www.haryono.com).

Sumber : http://www.haryono.com/index.php?option=com_content&view=article&id=1772:seni-budaya-mempersatukan-bangsa&catid=1:artikel&Itemid=9

Tiada ulasan:

Catat Ulasan